Mawar Meranggas, jatuh berserak
Durinya menusuk hingga perih menancap rusuk
Aku duduk bersimpuh
Pada sajadah yang jarang kusentuh
Noda-noda hitam melekat dengan darah
penyesalan
Ku congkel mataku, malu melihat perbuatan
Aku yang harusnya tunduk padaMu
Malah membangkang
Cahaya itu menarikku
Lidah kelu, detik jarum membeku
Kalau saja aku patuh padaMu
Tuhanku, di ujung napas izinkan aku
menyebut namaMu
Bandung, 16 Februari 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar