Jumat, 12 Juli 2019

Untuk yang terlintas

banyak hal kurindukan
sebab hatiku kini temaram
kau jalanan tempat kuberhenti
tapi ternyata aku hanya melintas
sekilas

antara malam yang terlupa
aku ingin menggenggam kerlipmu
menjadikan gemerlang
bagi lilinku yang redup

aku suka menapaki jalanmu
menengadah dan meneduh di langitmu

begitulah rinduku
kian mendalam padamu
rumah di mana aksaraku
singgah dan tumpah

Bandung, 7 Juli 2019

Sabtu, 06 April 2019

Teruntuk Senja yang Mengantuk

: untuk para pekerja


Setiap sabtu malam secangkir kopi menjadi dingin.
dan deretan film bioskop, lalu lalang
Obrolan kita dan pedagang kacang goreng pinggir jalan
Mengitari ingatan,

Di sudut lain,
ratusan kardus siap berangkat menuju pelabuhan
diiringi kumandang adzan subuh
dan teriakan pak supir memecah lamunan

Di ujung bulan,
Lelaki dengan peluh di tubuh
sibuk hitung slip yang terselip di saku celana
berharap ada sisa sekadar untuk beli shampo dan sikat gigi
Juga untuk makeup istri- katanya

Langit biru,
memecah ruah kala pintu terketuk
Bocah-bocah semesta berlari
Belasan cangkir kopi mendingin di atas meja
: Sisa sabtu malam yang terlupa


                                                                                                Cibangkong, 7 April 2019

Awal mula mengajar

Hampir 6 bulan aku resign dari freelancer, berpindah ke kerja tetap. Mendidik.
Berawal dari tawaran lowongan mengajar sosiologi katanya boleh untuk semua jurusan. Nekat, yang penting dateng dulu. Ini kali pertama aku ajukan lamaran kerja. Itu pun bukan mencari, tapi dipanggil. Setelah berbincang dengan kepala sekolah dan setuju dengan semua kesepakatan. Akhirnya aku "Yes" ngajar di sana, tapi sebagai Inval ekonomi. eh? iya ketika ke lokasi malah ditawari inval ekonomi kebetulan gurunya lagi cuti melahirkan. Ya beruntung bangetlaah aku sesuai jurusan.

Singkat cerita aku mengajar di sana sebagai guru ekonomi selama dua bulan. Senang sekali, aku mengajar dengan perasaan bahagia dan sangat menyayangi muridku. Ketika dua bulan berakhir aku ditawari menjadi guru BK. Ya Allah itu cita-citaku dulu, ketika aku ingin memilih jurusan ketika awal kuliah aku galau antara ekonomi dan BK. Tapi aku lebih memilih ekonomi dan bahasa jerman, Allah mengabulkan doaku sekarang. Aku percaya ini rencana Tuhan.


Hingga bulan november aku ditawari mengajar juga sejarah peminatan dan sejarah Indonesia untuk kelas XI. ya aku ambil saja, aku memang suka pelajaran itu. Memang ini bukan saja perasaan suka tapi memang bacaanku juga notabenenya buku sejarah. Oh ya guru BK nambah 1 lagi, beliau dari BK UPI bener-bener sangat membantu, jadi punya teman baru.

Hari ini, lagi masa-masa UN. Aku gabisa cerita banyak, aku hanya ingin nanti ketika aku membuka web ini aku pernah terkenang. pernah mengajar di sana, cerita ini benar-benar apa adanya, ga aku edit. Maaf kalau kesannya kayak tulisan dalam diary anak sekolahan. Semoga kamu menikmatinya.

Minggu, 15 Juli 2018

Apa salah jadi freelancer?

Tingkat kegelisahan mahasiswa yang baru lulus itu lebih besar dibanding ketika ia masih kuliah. Tanggung jawab bertambah, apalagi ketika ditanya kerja dimana dan kapan nikah? cuma bisa telen ludah wkwkwkwk atau senyum kecut akibat nyinyiran tetangga dan saudara.

Daripada gak kerja mending ngefreelance, Pebisnis, content writer misal. Kerjanya di rumah depan hp, depan laptop kadang ortu ngecap kita tetap aja pengangguran ya mungkin karena jam kerja kita yang ga full dan kita yang ga beranjak ke kantor. wong kantornya di rumah -_-

Oke ini masuk dalam label curahan hati, jadi plis kasih aku kesempatan buat curhat di sini. (Ya gapapa dar ini kan blogspot lu) hahaha

Oke guys, sebenernya niat nulis di diary, tapi gatau jadi pengen di blog aja. Sebenernya akhir-akhir ini gelisah karena belum dapet kerja, ortu gak bisa nuntut banyak, gwnya kadang gak tau diri masih nyantei nyantei aja. Ya ortu kan pengen anaknya kerja di kantoran gitu yang ada lembaganya heu. Oke mah pah aku buat lembaga sendiri, Aamiin. Pengusaha berarti wkwkwkwk

Tapi guys, hidup gak boleh berenti. Kita juga ga bisa egois, cari kerja, freelance jalan, itung-itung hobi. Kalau kagak di freelance mah gw kagak nulis-nulis. Ada benernya juga gw ngefreelance,, thankyou pak bu bos kesayangan. Banyak ilmu yang pak dan bu kasih alhamdulillah Allah mah baik. Seneng bisa kenal founder-founder hebat, energinya jadi ketularan ke Rahmaaa wuuiiiihh ..

Oke guys udah gitu aja. Intinya mah aku nulis ini biar nyurahin dan charge semangat daripada di pendem kan? oke hatur nuhun. 

Kamis, 08 Maret 2018

Wisuda UPI Gelombang I






Alhamdulillah tanggal 21 Februari 2018, Rahma wisudaaaa yeeeyyyy!!!! Setelah mengalami banyak ujian mulai dari proposal malah salah bimbingan, terus patah tulang dan operasi, skripsian sambil ngalamin musibah ini itu. Alhamdulillah atas izin Allah tanggal 28 Desember 2017 dan wisuda di bulan Februari. Seneng deh temen-temen hadir.... ya walaupun ada beberapa orang yang aku harapin bisa ketemu malah berhalangan hadir. Gapapa mereka mungkin lagi beraktivitas ^_^ Pokoknya seneng banyak  bunga-bunga dan hadiah~

Jumat, 16 Februari 2018

#BiblioTrip "Muslihat Musang Emas"

#BiblioTrip, 16 Februari 2018 @Kineruku. Photos by Rahma Nur Amalia
Kanan: Budi Warsito, Tengah: Yusi Avianto, Kiri: Rakhmad Hidayatulloh
Kemarin, Jumat 16 Februari 2018 Biblio Forum mengadakan kunjungan ke diskusi literasi, program ini kami namai #BiblioTrip Goes to. #BiblioTrip kali ini kami berkunjung ke Kineruku Cafe and Library untuk menyaksikan bedah buku "Muslihat Musang Emas" Karya mas Yusi Avianto Pareanom. Pembicara dalam diskusi ini disampaikan langsung oleh mas Yusi dan Rakhmad sebagai Pembedah, juga di moderatori oleh mas Budi Warsito. Diskusi dimulai pukul 15.00 WIB dengan pembacaan cerpen oleh Andika, sambil menunggu mas Yusi yang masih dalam perjalanan selanjutnya Rakhmad menuturkan pengalaman membaca Muslihat Musang Emas. Menurut Rakhmad kumpulan cerpen mas Yusi ini sangat filmis (dapat di filmkan) dan itu sangat menarik. Banyak kosa kata baru yang mas Yusi sisipkan dalam cerpennya, salah satunya adalah "merancap" (Silakan buka KBBInya :3). Selang beberapa menit ketika Rakhmad memaparkan hasil kajian buku Muslihat Musang Emas ini akhirnya mas Yusi hadir di lokasi. Berbeda dengan para pembicara dan penulis lainya, yang menarik menurutku dari mas Yusi adalah dia sangat memegang prinsip "Apabila karya telah terbit maka penulisnya mati" lantas bedah buku sesi mas Yusi pun dimulai dengan moderator mempersilakan peserta diskusi apabila ada yang ingin ditanyakan perihal buku tersebut. Rupanya banyak peserta yang penasaran dengan alur, penamaan tokoh, dan keunikan cerita yang dikemas dalam buku ini, dan seperti dugaanku, mas Yusi tidak menjawab secara gamblang mengapa dalam 1 cerpen nama si tokoh berubah-ubah, menjelaskan alasan-alasan atau makna tersirat dalam buku. Menurut pembaca buku ini adalah buku humor yang satir, absurd, sadis, banyak keganjilan-keganjilan yang belum pernah terpikirkan sebelumnya dan Rakhmad menyebutkan juga bahwa jaman sekarang sastra itu memang kurang humor, cerpen mas Yusi ini menghadirkan kembali humor-humor dalam sastra. Itu menarik ^^
.
Kalau kalian masih penasaran silakan baca bukunya
Sampai jumpa di Biblio Trip Selanjutnyaaaaa ^_^

#2 Detik

“Merenungi lagi. Aku terbaring lemah dengan sakit yang terlanjur kau kenalkan padaku. Aku ringkih, sementara kau duduk terdiam di dekat perapian. Kita sama-sama menghitung detik jarum. Mencoba membunuh waktu. Bagi kita dini hari adalah kehidupan. Karena esok pagi kita tak tahu apa yang terjadi. Kini daun meranggas dari pohonnya, musim gugur. Bersamanya aku pun menghitung napas yang tersisa.” -Sastra Anjani
# Penggalan cerpen “Detik”